Tim Ekspedisi Wanadri 2025 Capai Puncak Tebing Kaku Mahu Pulau Buru
Wanadri, organisasi pecinta alam dari Bandung, Jawa Barat dalam penjelajahan ke Pulau Buru, Provinsi Maluku pada 28 April 2025, berhasil mencapai tebing Kaku Mahu, puncak tertinggi Gunung Kepala Madan setelah 15 hari berupaya menembus hutan belukar di tengah cuaca ekstrem.
Siaran pers Wanadri, Kamis (15/5), menyebutkan, kegiatan menjajal hutan dan tebing Kaku Mahu Gunung Kepala Madan, Pulau Buru yang bertajuk “Ekspedisi Wanadri 2025: Rediscover Buru” merupakan bagian dari implementasi empat pilar organisasi, yakni pendidikan, penjelajahan, kemanusiaan dan lingkungan.
Jihan Syafira, Ketua Tim Pemanjatan Tebing Kaku Mahu, mengatakan kegiatan Ekspedisi Wanadri 2025: Rediscover Buru dimulai pada 28 April 2025, dengan total waktu dijadwalkan berlangsung selama 15 hari.
Diawali dengan perjalanan gunung hutan selama enam hari dari Desa Nanali, Kecamatan Kepala Madan untuk mencapai dasar tebing yang akan dijadikan titik awal pemanjatan, tim ekspedisi menerapkan sistem pendorongan logistik secara bertahap guna memastikan cukupnya ketersediaan perbekalan di lokasi.
“Anggota tim harus menembus medan pegunungan batuan karst dengan hutan belukar yang lebat dan cukup berat, menyusuri jalur terjal sambil menerapkan sistem pendorongan logistik tahap demi tahap hingga akhirnya sampai di titik basecamp,” katanya.
Setelah perjalanan panjang dan melelahkan menuju basecamp, tim lanjut memanjat tebing Kaku Mahu pada 4 Mei, dengan menelusuri lintasan vertikal sepanjang kurang lebih 350 meter, dengan total tujuh pitch pemanjatan dan 300 meter medan scrambling.
Upaya untuk mencapai puncak Kaku Mahu sempat terkendala dalam multi-pitch climbing, teknik memanjat tebing dengan mengandalkan satu pemanjat memimpin pendakian dan mengamankan jalur pendakian bagi pendaki berikutnya, akibat cuaca ekstrem dan banyaknya batuan tajam yang mudah terlepas.
Dengan kondisi hujan mengguyur hampir setiap hari dan bebatuan di jalur pendakian yang mudah lepas, kata Jihan, memaksa anggota tim ekspedisi berhati-hati menjaga setiap langkah dan pergerakan.

Di bawah langit cerah, tim ekspedisi Wanadri berhasil mencapai puncak Kaku Mahu yang berada di posisi 03° 14” 17’ Lintang Selatan 126° 04” 22 Bujur Timur pada 8 Mei, pukul 10.45 WIT. Keberhasilan itu, ucap Jihan, berkat kerja sama dan dukungan semua tim, terutama tim pendukung yang selalu siap sedia di dasar tebing.
“Durasi pemanjatan selama enam hari, dengan hari pertama turun kembali ke dasar tebing dan empat malam bermalam di tebing (hanging camp). Tim menghadapi beberapa kendala dalam pemanjatan multi-pitch,” ucapnya.
Terdiri dari para penempuh rimba dan pendaki gunung, Wanadri adalah organisasi pecinta alam yang didirikan di Bandung, Jawa Barat pada 1964. Selain melakukan penjelajahan hutan dan panjat tebing, seorang anggota tim ekspedisi Wanadri 2025: Rediscover Buru yang juga peneliti di Mahatva – Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung mengambil sampel berbagai flora yang ditemukan di sepanjang jalur lintasan pemanjatan dan area puncak tebing, untuk selanjutnya dianalisa di fakultasnya.

Menurut Jihan, memiliki banyak puncak, Kepala Madan di atas ketinggian 2.000 mpdl adalah hamparan pegunungan kapur yang terbentuk dari pelarutan batu kapur, dengan formasi bebatuan terjal dan tebing curam.
“Medannya yang ekstrem ini menawarkan pemandangan yang spektakuler dari dinding dan puncak-puncaknya,” ujarnya.
Dikatakannya lagi, saat ini tim ekspedisi telah kembali ke Desa Nanali untuk recovery dan membersihkan peralatan, kemudian akan melanjutkan kegiatan dengan coaching clinic kepada beberapa pecinta alam di Pulau Buru, lalu bersama-sama menjalankan rencana pembuatan jalur spot di tebing dekat Desa Nanali. Ia berterima kasih atas dukungan semua pihak yang membantu terlaksananya Ekspedisi Wanadri 2025: Rediscover Buru.
“Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berterima kasih kepada warga masyarakat, pecinta alam, tokoh masyarakat dan tetua adat desa Nanali, Rektor Universitas Iqra dan jajarannya, Bupati Buru beserta jajarannya, Bupati Buru Selatan beserta jajarannya, BASARNAS Ambon dan Namlea, Kepolisian, Dinas Kehutanan Ambon serta semua sponsor, donatur dan pihak-pihak yang telah membuat ekspedisi ini berjalan sesuai rencana,” imbuh Jihan. (Red)