Peneliti Asal Maluku Ikut Latihan Riset Laut Dalam di Tiongkok
Sem Likumahua dan Charlie Ester de Fretes, peneliti di Pusat Riset Laut Dalam – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) asal Maluku mengikuti pelatihan terkait teknologi untuk mendukung riset biodiversiti laut dalam, yang digelar oleh The First Institute of Oceanography (FIO) Tiongkok pada akhir Juni 2025.
Siaran pers BRIN, Selasa (15/7), menyebutkan baru-baru ini Kementerian Sumber Daya Alam (Ministry of Natural Resources) Tiongkok melalui lembaga kelautan mereka, FIO melaksanakan pelatihan yang bertujuan untuk memperkenalkan perkembangan teknologi yang mendukung riset biodeversitas dan aplikasinya di perairan laut dalam.
Berlangsung selama dua pekan, pelatihan itu sendiri merupakan tindak lanjut dari rangkaian kerja sama antara FIO melalui Prof Zhang Xuelei dengan Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) BRIN untuk program pengembangan kapasitas. Dua peneliti asal Maluku, Sem Likumahua dan Charlie Ester de Fretes dari Pusat Riset Laut Dalam turut berpartisipasi di kegiatan tersebut.

Selain sesi diskusi ilmiah dan pemaparan hasil ekspedisi laut dalam di perairan Tiongkok yang menunjukkan potensi biodiversiti dan adanya temuan spesies baru, Sem Likumahua dan Charlie Ester de Fretes berkesempatan melakukan analisa di laboratorium biologi molekuler, lalu menganalisa dan interpretasi data menggunakan platform FIO.
Sem Likumahua mengatakan kerja sama antara FIO dan BRIN untuk riset kelautan telah dilaksanakan pada akhir tahun 2024, dan dapat dilanjutkan dengan fokus biodiversitas laut dalam di Provinsi Maluku.

Laut Maluku, menurut dia, pada umumnya adalah perairan laut dalam, namun belum diteliti secara mendalam karena minimnya fasilitas dan teknologi yang mendukung untuk riset tersebut dilakukan.
“Laut Maluku pada umumnya adalah perairan laut dalam, yang pastinya memiliki kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi, namun belum diteliti secara mendalam karena kekurangan teknologi laut dalam,” ujar Sem Likumahua.
Charlie Ester de Fretes menambahkan, studi dan kajian biologi molekuler berperan penting, dan membantu mengungkapkan kekayaan sumber daya hayati perairan laut dalam di Indonesia timur.
Ia mencontohkan, kajian metagenomik dengan memanfaatkan DNA lingkungan perairan bisa mengungkap keanekaragaman dan interaksi mikro maupun makroorganisme laut dalam.

“Peran studi metagenomik dengan memanfaatkan DNA lingkungan sangat penting dilakukan untuk mengungkap keanekaragaman dan interaksi mikro dan makroorganisme di laut dalam serta peran ekologis di habitatnya,” ucap Charlie Ester de Fretes.
Pelatihan yang digelar FIO selama dua pekan pada akhir Juni lalu, dimulai di Shangai Maritime University (SMU), kemudian dilanjutkan di FIO yang berlokasi di Qingdao, dengan fokus China – Indonesia Deep Sea Habitat Expedition Technology Training.
Digagas oleh Prof Zhang Xuelei, pelatihan tersebut dibuka oleh Prof Wang Zongling dari FIO didampingi Prof Yan Wei dari SMU dan Mr Tian Hao selaku direktur utama CRRC Soil Machine Dynamics (SMD) Shanghai Ltd. (Vs)